Rabu, 01 Juni 2011

Fiqh Tawassul ( 01 )


DR. Sayyid Muhammad bin Alwi  Al-Maliki Al-Hasani                                              

Fiqh
Tawassul
Seputar tawassul, pembagian dan dalil-dalilnya


Banyak kalangan yang keliru dalam memahami hakikat awassul.
Sebenarnya hakikat dari tawassul adalah sebagai berikut:
  • Tawassul adalah salah satu metode berdoa dan salah satu pintu dari pintu-pintu untuk menghadap Allah SWA.. Maksud sesungguhnya adalah Allah. Obyek yang dijadikan tawassul berperan sebagai mediator untuk mendekatkan diri kepada Allah. Siapapun yang meyakini diluar batasan ini berarti ia telah musyrik.
  • Orang yang melakukan tawassul tidak bertawassul dengan mediator tersebut kecuali karena ia memang mencintainya dan meyakini bahwa Allah mencintainya. Jika ternyata penilainannya kelru niscaya ia akan menjadi orang yang paling menjauhinya dan paling membencinya.
  • Orang yang bertawassul jika meyakini bahwa media yang dijadikan untuk bertawassul kepada Allah itu memberi manfaat dan derita dengan sendirinya sebagaimana Allah atau tanpa izin-Nya, niscaya ia Musyrik.
Bila seseorang memahami hakikat tawassul, maka ia tidak akan mudah menuduh syirik atau kafir pada orang lain, karena orang yang melakukan tawassul juga memiliki dasar yng kuat dan kokoh, baik dari Al-Qur’an dan Hadits, jauh dari perbuatan syirik, bid’ah dan khurofat seperti yang mereka tuduhkan selama ini.


KATA PENGANTAR

            Segala puji hanya bagi Allah SWT sang raja diraja, penguasa alam semesta raya yang meninggikan langit tanpa tiang ,yang menghamparkan bumi tanpa menggantungkan, yang memberi warna kehayatan yang syarat akan ragam dan budaya.
            Untaian shalawat dan butiran mutiara salam semoga tercurah kan kepada sang revolusioner akbar Muhammad SAW. Yang kehadiranya laksana bintang gemintang yang berkerlip indah di kepekatan malam, laksana mentari yang mengusir malam keperaduanya.
Buku yang ada di hadapan anda adalah sebuah buku yang lahir dari seorang ulama yang’alim ‘allamah dan kesohor dari Makkah, yaitu Sayyid Muhammad Bin Alwi Bin Abbas Al-Maliki Al-Hasani Al-Maliki Al-Asy’ari. Buku ini di tulis oleh beliau guna meluruskan doktrin-doktrin rekan-rekan senegaranya yaitu kaum Salafi-Wahabi yang dinilai melenceng dari syari’at yang telah di ajarkan oleh Rasulullah SAW,yang menarik dari buku ini adalah,beliau Sayyid Muhammad mencoba meluruskan doktrin-doktrin yang dinilai bengkok dari kaum Wahabi dengan menggunakan sumber-sumber dalil dari mereka sendiri, mulai dari masalah aqidah, kenabian, kehidupan alam barzah,ziarah qubur dan masalah –masalah agama lainya yang dinilai dari kelompok mereka adalah hal-hal yang berbau kurafat,bid’ah dan sesat. Dengan menggunakan dalail-dalil dari qur’an, hadits dan fakta-fakta Historis, Sayyid Muhammad begitu cerdas, halus dan terarah dalam meluruskan pemahaman-pemahaman dari kaum Wahabi.
Untuk keberanian intelektualnya ini, beliau dikucilkan dan dituduh sesat, beliaupun di cekal dari kedudukanya sebagai pengajar di Masjidil Haram,kitab-kitab beliau di larang, bahkan kedudukannya sebagai professor di Ummul Qura pun di cabut, meskipun begitu beliau tidak memperlihatkan kepahitan dan keluh kesah, bahkan beliau menanggapinya dengan sabar dan tidak beramarah. Kedengkian mereka sebenarnya di dorong oleh fakta bahwa ulama madzhab Maliki ini jauh lebih unggul untuk di jadikan tandingan mereka.
Akhirnya, semoga terjemah buku  ini bisa menjadi pegangan bagi kita pengikut Ahlussunah Wal Jama’ah untuk membentengi dari serangan aliran-aliran yang membahayakan bagi kita. Tak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu terselesesainya buku ini. Tak lupa kami memohon kritik dan saran  yang konstruktif dari pembaca sekalian demi sempurnanya terjemahan ini. Semoga buku ini bermanfaat. Amin.


                                                                                 Lirboyo, Maret 2011
                                                                         Ibnu A. Ayyub Nu’man HM




KATA  PENGANTAR PENERBIT
PIMPINAN  CABANG LAJNAH TA'LIF WAN NASYR
NAHDLATUL ULAMA KABUPATEN JOMBANG

Segala puji milik Alloh Tuhan Semesta alam, Sholawat dan salam semoga selalu tercurahkan pada mahluk pilihan, Nabi Muhammad,keluarga dan para sahabatnya.

 Lajnah Ta’lif Wan Nasyr ( LTN) adalah devisi pembukuan dan pendistribusian yang ada dilingkungan Nahdlatul Ulama, Salah satu dari program  Pimpinan Cabang LTNNU Kabupaten Jombang, selain menerbitkan Majalah Nahdlah, Media Pencerahan Umat, adalah menerbitkan buku yang menjelaskan dasar-dasar amaliyah Nahdlatul Ulama’, yang selama ini disalah pahami dan dituduhkan oleh mereka mengandung syirik,bid’ah dan khurafat. Selain itu menerbitkan buku yang seperti itu , merupakan satu masukan dari hasil turba Pengurus cabang ke tingkat MWC NU dan  ranting dan merupakan program kerja PC LTN NU Jombang.
 
 Al-Hamdulillah,  PC LTN NU Jombang Setelah menerbitkan buku Landasan Amaliyah NU, Buku Pendamping siswa ASWAJA untuk kelas 4,5 dan 6 semester ganjil  , atas rahmat dan taufiqNya, PC LTN NU Jombang bisa menerbitkan  terjemahan kitab Mafahim Yajibu an Tushohhaha, karya Sayyid Muhammad bin Alwi Al-Maliki Al-Hasani,terjemahan kitab ini kami terbitkan menjadi 4 buku , dengan judul;  
1. Awas  bahaya, mengkafirkan sesama muslim
2. Fiqh tawassul
3. Fiqh Barokah
4. Ziaroh makam Nabi, para wali dan situs-situs sejarah

Dipilihnya Kitab Mafahim yajibu An-Tushohhaha, memiliki beberapa alasan, diantaranya;
1.      Ingin bertabarruk ( ngalap barokah ) dengan mushonnifnya, yang merupakan seorang ulama, sayyid ( keturunan beliau rosululloh) yang sangat getol memperjuangkan aqidah ahlus sunnah wal jama'ah dan membentengi dari serangan faham wahabi.
2.      Pembahasan dan topic dalam kitab tersebut sesuai dengan kebanyakan amaliyah yang dilakukan oleh warga nahdliyyin
3.      Dalam menyampaikan permasalahan disertai dalil- dalil yang sangat komprehensip, mulai dari Al-qur'an , hadits beserta takhrijnya  serta pendapat dari para ulama, termasuk dari para tokoh wahabi sendiri.

Terbitnya buku ini memiliki tujuan,
Pertama:
Agar para warga nahdliyyin yang selama ini mengamalkan amaliyah mereka, bahkan sudah berakar urat dan menjadi tradisi, yang ( mungkin) selama ini mereka melakukan karena hanya mengikuti dengan tanpa mengetahui dalil dalilnya  , atau  mungkin selama ini mereka sudah mengetahui dengan cara mendengarkan saja ,bisa mengetahui secara tertulis bahwa amaliyah yang mereka lakukan memiliki dasar yang kuat dan kokoh dari Al-Qur’an dan hadits serta pendapat para ulama’ yang ahli dibidangnya, agar yang selama ini masih ragu ( khususnya kalangan muda) menjadi mantap, dan yang sudah mantap menjadi lebih mantap dan kokoh.

Kedua:
Sebagai bentuk jawaban terhadap anggapan mereka, yang memandang  perilaku keagamaan warga nahdliyyin menyimpang jauh dari tuntunan dan ajaran Islam, mereka seolah-olah meragukan landasan teologis , bahkan cenderung meragukan kemurnian ajaran Islam yang tumbuh berkembang dikalangan warga Nahdliyyin.

Ahirnya, kami mengucapkan terimakasih pada semua pihak yang telah membantu atas terbitnya buku ini, khususnya pada KH. Drs. Isrofil Amar M.Ag ( ketua Tanfidziyah PCNU Jombang) dan KH. Abdul Nashir Fattah ( Rois Syuriyah PCNU Jombang) atas Sambutan dan dukungannya . Semoga buku ini bermanfaat dan bisa menjadi benteng aqidah ahlus sunnah wal jama’ah an-Nahdliyah, amin.

Jombang ,01 April  2011


M. Sholihuddin Shofwan
Ketua


SAMBUTAN KETUA TANFIDZIYAH
PENGURUS CABANG NAHDLATUL ULAMA’
KABUPATEN JOMBANG.

Assalamu'alaikum wr.wb.

 أَلْحَمْدُ لِلَّهِ فَاطِرِ الْحَلْقِ وَمُوْجِدِهِ – وَمُظْهِرِ الْحَقِّ وَمُنْجِدِهِ –الّذِيْ جَعَلَ الْحَقَّ وَزَرًا لِمَنْ اعْتَقَدَهُ- وَعُمْرًا لِمَنْ اعْتَمَدَهُ- وَجَعَلَ الْبَاطِلَ مُزِلاًّ لِمَنْ ابْتَغَاهُ –ومَُذِلاًّ لِمَنْ اقْتَنَاهُ – وَالصّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى الصَّفْوَةِ الصَّافِيَةِ- وَالْقُدْوَةِ الْهَادِيَّةِ- مُحَمَّدٍ وَأَلِهِ خِيَارِ الْوَرَى وَمَنَارِ الْهُدَى- أَمَّا بَعْدُ

 Kami merasa bersyukur dan bangga atas terbitnya 4 buku yang berjudul  ;
-          Awas Bahaya, mengkafirkan sesama muslim
-          Fiqh Tawassul
-          Fiqh tabarruk
-          Ziaroh Makam Nabi, para wali dan situs-situs bersejarah
 yang diterbitkan Lajnah Ta’lif Wan Nasyr Nahdlatul Ulama(LTNNU) ,karena apa yang ada didalam buku ini sangatlah penting untuk dimengerti oleh khalayak umum, khususnya warga nahdliyyin.

Terbitnya buku seperti tersebut diatas, yang menjelaskan  Landasan Amaliyah Nahdlatul Ulama’ , sudah lama dinantikan dan ditunggu-tunggu, karena setiap PCNU turba ketingkat MWC NU dan ranting, selalu ada masukan dan usulan agar PCNU menerbitkan buku yang seperti itu, hal ini seiring maraknya faham dan aliran-aliran yang faham dan pemahaman keagamaannya bertolak belakang dengan NU, bahkan tuduhan TBC (Tahayyul, syirik, Bid’ah dan Churafat) tanpa segan mereka lontarkan, yang tentunya hal seperti itu , ditataran arus bawah warga nahdliyyin, terkadang menimbulkan keresahan.
Semoga kehadiran buku ini dapat bermanfaat dan memberikan barokah pada khalayak umum, khusus warga nahdliyyin, serta menjadi benteng faham ahlus sunnah wal jama’ah An-Nahdliyyah .Amin Ya robbal Alamin.

Wassalamu'alaikum wr.wb.
Jombang, 01 April  2011

KH. DR. Isrofil Amar M,Ag.
Ketua Tanfidziyyah


SAMBUTAN ROIS SYURIYAH
PENGURUS CABANG NAHDLATUL ULAMA’
KABUPATEN JOMBANG.

Assalamua’laikum Wr.Wb.

أَلْحَمْدُ لِلَّهِ أَظْهَرَ الْحَقَّ حَقًّا – وَبِهِ زَهَقَ الْبَاطِلُ إِنَّ الْبَاطِلَ كَانَ زَهُوْقًا -  وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى مَنْ أَرْسَلَهُ اللهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ الْأبْلَجِ  - عَلَى الْبَاطِلِ الَّذِيْ مَا زَالَ عَلَى الَّجْلَجِ – نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ الْمُطَهِّرِيْنَ الطَّاهِرِيْنَ وَعِتْرَتِهِ الَّذِيْنَ فِيْ هَذِهِ الْأَوْنَةِ الْاَخِيْرَةِ مِثْلُ السَّفِيْنَةِ لِلنَّجَاةِ وَسَائِرِ أَصْحَابِهِ النُّجُوْمِ الزَّاهِرَةِ – أَمَّا بَعْدُ

Merupakan suatu keniscayaan bagi lembaga-lembaga Islam , Khususnya Nahdlatul Ulama untuk selalu peka terhadap perkembangan masyarakat yang majemuk dizaman yang semakin canggih dan maju ini. Perubahan dunia yang berputar dan melaju tanpa henti ini telah memberikan dampak terhadap perubahan-perubahan dalam segala dimensi sosial masyarakat. Seperti fenomena munculnya berbagai paham baru yang cenderung bertolak belakang dengan manhaj salaf ash-sholih, bahkan keluar dari akidah ahli sunnah wa aL Jama’ah yang membingungkan umat sehingga tidak tahu harus kemana mereka berkiblat.
Fenomena demikian mengharuskan kita untuk menjawab tantangan zaman dengan tetap berpedoman pada prinsip;

أَلْمُحَافَظَةُ عَلَى الْقَدِيْمِ الصَّالِحِ وَالْأخْدُ بِالْجَدِيْد الْأَصْلَحِ
“ Mempertahankan konsep lama yang maslahat dan mengadopsi konsep baru yang lebih maslahat”

Imam Malik, salah satu  imam madzhab dalam fiqih mengatakan:

لاَ يَصْلُحُ أَمْرُ هَذِهِ الْأُمَّةِ إِلاَّ بِمَا صَلُحَ بِهِ أَوَائِلُهَا
“Tidak akan pernah jaya suatu umat, kecuali dengan melakukan sesuatu yang mengantarkan para pendahulunya pada puncak kejayaan”
           
 Selain berdakwah dengan menggunakan lisan, tidak kalah pentingnya adalah berdakwah menggunakan tulisan, karena berdakwah dengan cara seperti ini bisa menutupi dan melengkapi kekurangan pada dakwah dengan lisan.
            Budaya tulis menulis itu sangatlah penting dan terkadang hukumnya wajib, budaya ini dimulai setelah kurun sahabat dan telah mengantarkan generasi terdahulu mencapai pada puncak kejayaannya, Imam Ibnu Hajar Al-Haitami berkata:

أَلتَّأْلِيْفُ فِيْ العُلُوْمِ الْوَاجِبَةِ مِنَ الْبِدَعِ الْوَاجِبَةِ الَّتِيْ حَدَثَتْ بَعْدَ عُصْرِ الصًّحَابَةِ
وَإِذَا وَجَبَتْ كِتَابَةُ الْوَثَائِقِ لِحِفْظِ الْحُقُوْقِ فَالْعِلْمُ أَوْلَى
“Tulis menulis, karang mengarang yang berkenaan dengan ilmu-ilmu yang wajib adalah termasuk dari bagian dari bid’ah yang dihukumi wajib yang terjadi setelah kurun para sahabat.Jika menulis surat-surat bukti kepemilikan saja wajib dilakukan demi menjaga hak-hak perorangan, apalagi menulis ilmu pengetahuan.
            Dengan terbitnya buku empat buku yang menjelaskan dasar –dasar amaliyah NU, yang berjudul;
-          Awas Bahaya, mengkafirkan sesama muslim
-          Fiqh Tawassul
-          Fiqh tabarruk
-          Ziaroh Makam Nabi, para wali dan situs-situs bersejarah

 yang diterbitkan Pimpinan Cabang Lajnah Ta’lif Wan Nasyr Nahdlatul Ulama (LTNNU) Jombang, kami merasa bersyukur dan bangga atas terbitnya buku tersebut. Disaat   banyaknya faham dan aliran yang menyimpang, serta maraknya buku-buku yang menggugat amaliya NU ( seperti buku Mantan Kyai NU  menggugat tahlilan, istighotsah dan ziaroh para wali, Mantan Kyai NU menggugat Sholawat dan Dzikir Syirik, dan buku –buku lainnya yang senada) masih ada kader dan tokoh NU yang memperhatikan serta peduli , dengan meluangkan waktunya, mencurahkan fikiran dan tenaganya menjawab tantangan tersebut, kiranya kehadiran buku ini bisa menjadi benteng faham ahlus sunnah wal jama’ah an-Nahdliyyah, serta menjadi pendorong bagi para kader dan tokoh NU untuk gemar menulis.
           
Kami berharap, semoga semangat dan tradisi tulis menulis dikalangan NU terus berkibar, sebab seiring perputaran zaman , NU dituntut untuk bisa menyuguhkan ilmu agama dalam kemasan yang bisa menarik minat masyarakat luas.
      Sem oga kehadiran buku ini dapat bermanfaat dan memberikan barokah pada khalayak umum, khusus warga nahdliyyin, serta menjadi benteng faham ahlus sunnah wal jama’ah An-Nahdliyyah .Amin Ya robbal Alamin.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Jombang, 01 April  2011.

KH. Abdul Nashir Fatta



PENGERTIAN TAWASSUL

Banyak kalangan keliru dalam memahami hakikat tawassul. Karena itu kami akan menjelaskan pengertian tawassul yang benar dalam pandangan kami. Namun sebelumnya akan kami jelaskan dulu point-point berikut :
1.      Tawassul adalah salah satu metode berdoa dan salah satu pintu dari pintu-pintu untuk menghadap Allah SWT. Maksud sesungguhnya adalah Allah. Obyek yang dijadikan tawassul berperan sebagai mediator untuk mendekatkan diri kepada Allah. Siapapun yang meyakini di luar batasan ini berarti ia telah musyrik.

2.       Orang yang melakukan tawassul tidak bertawassul dengan mediator tersebut kecuali karena ia memang mencintainya dan meyakini bahwa Allah mencintainya. Jika ternyata penilaiannya keliru niscaya ia akan menjadi orang yang paling menjauhinya dan paling membencinya.

3.      Orang yang bertawassul jika meyakini bahwa media yang dijadikan untuk bertawassul kepada Allah itu bisa memberi manfaat dan derita dengan sendirinya sebagaimana Allah atau tanpa izin-Nya, niscaya ia musyrik.

4.      Tawassul bukanlah suatu keharusan dan terkabulnya do’a tidaklah ditentukan dengannya. Justru yang asli adalah berdoa kepada Allah secara mutlak, sebagaimana firman Allah yang artinya : 
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ
فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ
   "Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, Maka ( jawablah ), bahwasanya aku adalah dekat. aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, Maka hendaklah mereka itu memenuhi ( segala perintah-Ku ) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran."
( Q.S.Al.Baqarah : 186 ) 
قُلِ ادْعُوا اللَّهَ أَوِ ادْعُوا الرَّحْمَنَ أَيًّا مَا تَدْعُوا فَلَهُ الأسْمَاءُ الْحُسْنَى
 وَلا تَجْهَرْ بِصَلاتِكَ وَلا تُخَافِتْ بِهَا وَابْتَغِ بَيْنَ ذَلِكَ سَبِيلا
 "Katakanlah: "Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman. dengan nama yang mana saja kamu seru, Dia mempunyai Al asmaaul husna ( nama-nama yang terbaik ) dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam shalatmu dan janganlah pula merendahkannya dan carilah jalan tengah di antara kedua itu." ( Q.S.Al.Israa` : 110 )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Peringatan Haul KH. Abdul Fattah Hasyim Ke 36 & Ny. Hj. Musyarrofah Bisri Ke 4, Pertemuan Alumni Besuk Pada Hari Kamis, 21 Maret 2013