Sangat Peduli Terhadap Jam’iyah
Nahdlatul Ulama’ Dan Kemaslahatan Ummat
Oleh: KH. Salim Asyhar Paciran
Oleh: KH. Salim Asyhar Paciran
Sebagian
dari rutinitas Mbah KH Abdul Fattah adalah mengisi pengajian rutin yang
dilakukan oleh warga NU Ranting Tambakberas pada setiap malam Ahad dengan
sistim giliran, bepindah pindah dari satu musholla ke musholla yang lain.
Saya kadang-kadang
ikut gabung dan mendengarkan pengajian Beliau
mana kala tempat pengajian tersebut dekat dari pondok (tidak di luar
batas-batas yang ditentukan oleh peraturan).
Pengajian
Beliau yang banyak adalah menerangkan tentang keagamaan dan kemashlahatan
ummat, tidak banyak menerangkan perkembangan Jam’iyah NU, (memang hal tersebut
bukan tugas Beliau melainkan tugas Bagian Tanfidyiah). Beliau menerangkan ke NU
an secara tuntas apa bila berhubungan dengan hal-hal yang rawan perpecahan bagi
warga NU seperti masalah Aqidah, Syari’ah, Pemilu, dan ketika akan mu’tamar
memohon do’a agar NU selamat dari pertengkaran antar tokoh-tokoh NU.
Saya
mendengarkan sebagian pengajian Beliau bahwa kita adalah ummat Islam. Nama-nama
harinya adalah Ahad Senen Selasa dan seterusnya, maka kita jangan menyebut
bahwa pengajian ini adalah pengajian Mingguan, tetapi istilahkan dengan nama
pengajian rutin malam Ahad.
SubhanAllah, menurut saya, itu adalah ke pekaan Beliau untuk membentengi
masyarakat muslim terhadap budaya yang bukan produk Islam, walaupun sekecil
ujung jarum.
Seperti halnya
Beliau sangat peduli berteman dan memayungi seorang Pastur yang berpindah agama
dari Keristen menjadi Islam. Santri-santri menyebut Beliau adalah Kamus
berjalan sebab sangat menguasai bahasa, ahli kesenian, ahli berfikir tentang
kehidupan yang tenang, namanya M.Tasir. Saya juga sempat dituliskan oleh Beliau
pada buku Kesan dan Kenangan detik-detik akan mengakhiri belajar di Bahrul Ulum
, Beliau menulis: “Manusia yang baik adalah manusia yang bisa mengalahkan hawa
nafsunya”, dengan bigron gambar sinar bintang.
SubhanAllah,
sampai pada detik-detik terakhir akan pulang ke Rahmatulloh, (kata istri saya
yang dia juga masih ada di pondok Al Fathimiyyah Bahrul Ulum waktu itu) Mbah KH
Abd. Fattah masih menanyakan Pak Tasir.
SubhanAllah,
sungguh lembut hati Mbah KH Abd. Fattah , di tengah-tengah men tarbiyah para
santri, Beliau masih menyempatkan diri untuk membimbing ummat dan memelihara
mereka menuju jalan yang benar agar tidak masuk pada golongan orang-orang yang
dimurkai Allah dan orang-orang yang sesat.
Semoga kita
semua dikumpulkan bersama Beliau, ditunjukkan jalan benar , jalan orang-orang
yang diberi ni’mat oleh Allah, bukan jalan orang-orang yang dimurkai Allah dan
orang-orang yang sesat. Amiiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar